Tata
Krama Berpakaian Dalam Islam
a. Fungsi Pakaian
Ada
tiga macam fungsi pakaian, yakni sebagai penutup aurat, untuk
menjaga kesehatan, dan untuk keindahan. Tuntunan Islam mengandung didikan moral
yang tinggi. Dalam
masalah aurat, Islam telah menetapkan bahwa aurat lelaki adalah antara
pusar samapi kedua lutut. Sedangkan bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali
muka dan telapak tangan.
Mengenai bentuk atau model pakaian,
Islam tidak memberi batasan, karena hal ini berkaitan dengan budaya setempat.
Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian dengan model apapun, selama
pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.
Pakaian
merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya
asusila, memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan,
sebagai identitas seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan
untuk mengungkapkan rasa malu seseorang
Anehnya, sekarang banyak kaum wanita
terutama muslimah yang belomba-lomba untuk memakai pakaian yang katanya
modis tersebut. Pakaian tersebut sebenarnya digunakan oleh para (maaf) PSK dan
WTS untuk memikat pelanggan, akan tetapi seiring perkembangan waktu, fungsi
pakaian tersebut sudah berubah untuk memikat lawan jenis, sehingga semakin
terpikat lawan jenis, semakin banyak pula kasus tindakan asusila yang sering
kita baca di media cetak, elektronik, atau mungkin kita pernah melihat atau
mengalaminya sendiri. Pelecehan seksual ada di mana-mana. Tidakkah para
mukminin dan mukminat telah diperintahkan oleh Allah di dalam kitab nan suci, al-Qur’an, surat Al-A’rafayat26:
Artinya: Hai, anak Adam!
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebagaian dari tanda-tanda Kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat. (QS Al A’raf : 26)
Atau Q.S. Al-Ahzab ayat 59 yang artinya :
Artinya: Hai para Nabi! Katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin,
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian
itu supaya mereka mudah dikenali karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Ahzab : 29)
b. Adab
Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian
terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga membentuk tubuhnya yang asli).
Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun apabila
pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang oleh Islam.
Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan
menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan
menampakkan warna kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam
karena hanya akan menarik perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan
jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
صِنْقَانِ مِنْ اَهْلِ النَّارِ لَمْ
اَرَهُمَا قَوْمٌ سِيَاطٌ كَا الاَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ
. وَ نِسَاءٌ كَا سِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ رَؤَوْسَهُنَّ كَأَشْنِمَةِ
الْبُخْتِ الْمَائِلاَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَ لاَ يَخِذْ نَ رِيْحَهَا
لَيُوْخَذُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذاً وَ كَذاً (رواه مسلم)
Artinya: “Ada dua golongan dari ahli
neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk
seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam,
2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada
perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk
surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium
sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan
pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:
- Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuan-perempuan yang suka menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan maksud agar rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul) termasuk perkara yang tecela dalam Islam
- Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh karena itu, mereka dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti sekarang ini, amat banyak manusia (perempuan) mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga warna kulitnya tampak jelas dari luar. Sementara itu banyak pula perempuan yang memakai pakaian relatif tebal, namun karena sangat ketat sehinga bentuk lekuk tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu (terlampau tipis dan ketat) termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.
Tujuan Berpakaian Dalam Agama Kristen
Ayat mas hari ini: Kejadian 3:21
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 1-3
Pakaian adalah bagian
dari budaya manusia di seluruh dunia. Tak heran bila pameran model baju menjadi
industri yang luar biasa besar. Cara manusia berpakaian pun berevolusi.
Khususnya sejak abad ke-20. Sebelumnya, hampir tak ada orang yang berani
memakai bikini. Namun sesudah masa itu, khususnya setelah filosofi kebebasan
dikumandangkan di Barat, cara orang berpakaian berubah total. Banyak orang
berpakaian “seadanya” dan menyebutnya mode. Orang kristiani pun tidak luput
menggunakan pakaian seadanya ketika pergi ke gereja.
Kejadian 3:21
memberikan dasar penting tentang alasan adanya pakaian. Tuhan mengorbankan
binatang, dan memberikan kulitnya untuk menutupi ketelanjangan manusia. Ketika
manusia berdosa, Tuhan berinisiatif menolong. Sekilas, hal pakaian mungkin
merupakan topik yang terlalu biasa dalam hidup sehari-hari. Namun, cara kita
berpakaian secara tak langsung menunjukkan apresiasi kita kepada Allah yang
penuh kasih, yang tak mau kita dipermalukan karena dosa itu.
Sebagai orang
kristiani, kebanyakan tidak terlalu memusingkan cara berpakaian di zaman ini,
karena budaya populer seakan-akan lebih menguasai kita. Berpakaianlah secara
pantas, sehingga melaluinya kita terus diingatkan bahwa Tuhan memberikannya
demi menutupi keberdosaan kita.
Etika
dan Estetika Dalam Memakai Pakaian (Berpakaian) Yang Baik dan Sopan
Manusia membutuhkan
pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar sehari-hari di
samping kebutuhan akan tempat tinggal (papan) dan makanan (pangan). Pakaian
dapat memberikan keindahan, proteksi dari penyakit, kenyamanan, dan lain
sebagainya. Tanpa baju/pakaian dapat mengakibatkan seseorang dikatakan gila. Estetika berasal dari kata estetis yang
berarti tata cara berbusana dengan memperhatikan syarat-syarat estetis atau keindahan.
Etiket Dalam Berpakaian
1. Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak
menutup aurat dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada kaum
laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup dan sopan
yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan. Seharusnya
pemerintah memberikan teguran dan hukuman bagi orang-orang yang mengumbar
tubuhnya.
2. Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan
pakaian untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu di
luar rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai pakaian
tipis.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci
bersih, disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan.
Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun
kepada oang lain yang ada di sekitarnya.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak mengganggu
akivitas maupun kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun wanita dengan
ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di tempat seperti di
bus umum.
5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu hukum
di dalam maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan
dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut. Di mana
bumi di pajak, di situ langit di junjung.
Dampak Berpakaian yang
Baik dan Benar
1. Menciptakan kesan pertama yang positif
Dengan tetap berpenampilan terbaik, Anda dapat menjadi pribadi yang menarik. Anda juga pasti sudah menyadari bahwa begitu pentingnya momen kesan pertama dalam hal apapun.Semakin baik Anda dalam berpakaian, rasa hormat dan perhatian akan secara otomatis mereka berikan.
2. Pakaian dapat meningkatkan status sosial di lingkungan Anda
Seseoarang yang berpakaian baik biasanya akan lebih mengalami perlakuan yang lebih baik ketimbang seseorang yang berpenampilan biasa saja. Tidak peduli orang tersebut siapa dan apa jabatannya.Pakaian yang Anda kenakan dapat menunjukkan karakter Anda di mata para orang-orang asing yang belum mengenal Anda lebih dalam pada suatu lingkungan sosial.
Karena dalam lingkungan sosial dengan banyak orang asing di dalamnya, mereka tidak bisa menilai Anda lebih dalam sebelum berinteraksi kecuali dari penampilan Anda.
3. Mengajarkan Anda tentang tanggung jawab
Merawat penampilan diri secara konsisten akan menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri.Khususnya kualitas penampilan yang Anda miliki, menjadi pribadi yang akan memberikan dampak positif bagi orang banyak hanya akan menjadi suatu wacana.